BEM SI Secara Mengejutkan Batalkan Aksi Demo 2 September Karena Pertimbangan Keamanan dan Situasi Tidak Kondusif

BEM SI

Jakarta, 2 September 2025 — Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) secara mengejutkan memutuskan membatalkan aksi unjuk rasa besar-besaran yang sedianya digelar pada Selasa, 2 September 2025. Keputusan ini diambil hanya beberapa jam sebelum massa dijadwalkan berkumpul di beberapa titik strategis di Jakarta seperti Gedung DPR/MPR RI dan Istana Kepresidenan.

Koordinator Pusat BEM SI, Muzammil Ihsan, menyampaikan bahwa pembatalan ini didasarkan pada pertimbangan serius terkait kondisi keamanan yang semakin memanas dan situasi politik yang belum kondusif. Selain itu, kekhawatiran bahwa gerakan mahasiswa dapat ditunggangi oleh kelompok-kelompok berkepentingan mendorong BEM SI untuk menunda aksi demi menjamin kemurnian dan independensi gerakan.

Dalam pernyataannya, Muzammil menegaskan bahwa BEM SI ingin hadir bukan hanya sekadar menuntut, tetapi juga memberikan solusi yang konstruktif bagi bangsa. Oleh karena itu, mereka memilih untuk “mundur selangkah” dan mematangkan langkah serta strategi agar tuntutan mahasiswa dapat disampaikan dengan lebih efektif pada waktu yang tepat.

Keputusan pembatalan ini juga diambil mengingat banyaknya kerusuhan dan insiden kekerasan yang terjadi dalam gelombang demonstrasi yang berlangsung sejak akhir Agustus 2025 di Jakarta dan beberapa daerah lainnya. BEM SI menganggap suasana seperti ini tidak ideal untuk menjalankan aksi damai.

Meski membatalkan aksi hari ini, BEM SI memastikan bahwa perjuangan mahasiswa belum usai. Mereka menyatakan akan tetap mengawal proses penyampaian aspirasi dan menyiapkan aksi lanjutan dengan momentum yang lebih kondusif dan terorganisir.

Dalam aksi yang direncanakan, BEM SI telah menyiapkan sebelas tuntutan yang dijadwalkan harus dipenuhi oleh pemerintah paling lambat 5 September 2025. Tuntutan tersebut meliputi penarikan TNI dari pengamanan sipil, pembentukan tim investigasi independen kasus kekerasan aparat selama demo, peninjauan ulang kenaikan gaji dan tunjangan DPR, serta transparansi anggaran dewan.

Situasi terkini menunjukkan bahwa gelombang demonstrasi masih berlangsung di beberapa titik dengan massa yang berasal dari berbagai elemen masyarakat. Namun, dengan pembatalan ini, diharapkan situasi di ibu kota dapat sedikit mereda demi menjaga ketertiban umum dan mengurangi potensi bentrokan.